Apakah Kamu Merasa Jenuh, Teman?


Teman, sampai kapan kita akan terus menapaki jalan-jalan disini? Lihatlah senja sudah mulai menutupkan cadar gelap di sisi lembah sebelah sana..
Marilah sejenak kita berhenti , perjalanan ini membuat kakiku terasa lelah dan tubuhku serasa dibebani.
Marilah, mari duduk di dekatku. Saksikanlah insahnya cahaya matahari saat tenggelam ini. Bagai sebuah lukisan yang dikanvaskan oleh Sang Maha Pencipta. Nikmailah indahnya, karena sesaat lagi kita akan dihadapkan pada keindahan yang lain, keindahan malam saat bintang-bintang menghiasi pada gelapnya.
Jangan kamu katakan kalau kamu takut kalau gelap melingkupi kita. Bukankah hanya di gelap malamlah kita bisa menikmati purnama dan di gelap malam pula bintang-bintang bisa memberi untaian cahayanya.
Sekarang, marilah kita mulai perbincangan kita ; “Masihkah kamu ingat apa yang kita temui di sepanjang perjalanan kita tadi? Apakah kamu menikmati warna-warna cerah dan menghirup wangi bunga di sepanjang sisi jalan setapak tadi? Ataukah kamu hanya terpaku pada tujuan perjalanan kita dan mengabaikan semua keindahan tadi?
Aku percaya, teman.. kamu pasti juga memperhatikan semua yang menarik perhatianku, sebab rona wajahmu terlihat begitu mengaguminya. Tapi, teman.. mengapa tadi langkahmu begitu cepat dan tergesa? Apakah kamu ingin segera beristirahat di puncak bukit itu atau kamu penasaran dan tak sabar untuk melihat keindahan yang lain?
Atau, apakah kamu merasa jenuh dengan teman seperjalanan sepertiku?
Tahukah teman, aku begitu menikmati perjalanan tadi, meski bunga dan pemandangan di sisi lembah begitu mempesonakanku, tapi aku lebih memilih untuk mencuri pandang pada keindahan yang kamu miliki, pada sinar matamu yang teduh. Senyummu yang menepikan semua letihku dan wangi yang melintasi semua anganku saat angin meniup lembut kearahku. Meski saat ini kakiku terasa sakit dan letih karena mengiringi langkahmu yang tergesa, aku cukup bahagia meski hanya memegang ujung terjauh pakaianmu.
Memang,teman.. kamu adalah teman perjalanan yang menyenangkan. Meski mungkin tujuan yang kita tempuh berbeda. Aku hanya ingin sekali mencapai gerbang indah di puncak bukit itu…. Hanya gerbang.!
Tapi saat kamu mengatakan akan memasuki taman di dalamnya , aku sadar tujuan kita tidak sama. Kuakui,aku juga ingin sekali masuk ke taman indah itu, tapi aku khawatir pijakan kakiku mungkin akan merusak bunga-bunga di taman itu. Sedangkan kamu.? Kakimu akan dibasuh dengan ramah oleh tetes embun yang sembunyi di rerumputan hijau itu dan kamu akan dipapah oleh sayap-sayap tidak terlihat diantara ranting pohon taman itu untuk kemudian dimahkotai oleh kelopak-kelopak bunga yang indah.
Kalau aku tetap memaksakan diri untuk masuk ke taman itu, rerumputan itu mungkin ‘kan berubah menjadi semak berduri tajam dan akan merobek telapak kakiku, bahkan sayap-sayapku akan dipatahkan dan tubuhku akan dihempaskan ke jantung bumi.
Mungkin aku terlalu banyak berkeluh kepadamu, teman.. Baiklah, aku akan diam, mungkin akan banyak cerita yang kusampaikan padamu dalam kebisuanku.
Sekarang, marilah kita beranjak tidur karena cadar malam sudah sempurna menutupi wajah bumi. Sebelum matamu terpejam,pandangilah sejenak purnama yang bersinar lembut dan untaian bintang yang bercahaya laksana jutaan kunang-kunang.
Istirahatlah untuk memulihkan kekuatanmu, esok..saat fajar menyingsing di ufuk timur, kita akan lanjutkan perjalanan. Tapi aku hanya menemanimu sampai gerbang itu saja.
Hanya sampai gerbang..!

Create : Gibran


Komentar

Postingan populer dari blog ini

All of Me (John Legend)

My Days (Find You)

Journey to Jannah